Ilmu hadis tidak berhenti pada pemeriksaan sanad (rantai periwayat) semata, melainkan wajib dilanjutkan dengan analisis mendalam terhadap matan (isi teks hadis). Menelaah Substansi riwayat adalah langkah kritis untuk memastikan bahwa kandungan hadis tidak bertentangan dengan Al-Qur’an, akal sehat, atau hadis lain yang lebih kuat.
Memastikan Keselarasan dengan Syariat
Kebenaran suatu riwayat harus diuji keselarasan isinya dengan prinsip-prinsip dasar syariat. Jika suatu hadis sahih sanadnya, tetapi isinya bertentangan dengan Al-Qur’an yang jelas (qath’i), maka diperlukan kajian ulang. Ini adalah prinsip utama dalam Menelaah Substansi hadis.
Tujuan dari proses ini adalah melindungi ajaran Islam dari riwayat yang syadz (menyendiri) atau munkar (asing) meskipun perawinya terpercaya. Wawasan kritis ini memastikan bahwa yang dijadikan pedoman adalah kebenaran yang kokoh.
Peran Konteks dalam Pemahaman
Menelaah Substansi juga melibatkan pemahaman konteks historis dan budaya saat hadis itu diucapkan. Mengetahui asbab wurud al-hadits (latar belakang hadis) mencegah penafsiran harfiah yang kaku dan tidak tepat. .
Konteks ini membedakan antara hadis yang bersifat hukum universal dan hadis yang bersifat arahan temporer atau lokal. Tanpa wawasan kontekstual, pemahaman terhadap Naskah Wacana kenabian bisa menjadi menyesatkan.
Membandingkan dan Menguatkan
Metode penting lainnya adalah membandingkan berbagai riwayat tentang topik yang sama. Proses ini memungkinkan ulama untuk mengidentifikasi riwayat yang saling menguatkan (syawahid) atau riwayat yang memiliki substansi yang paling kuat dan detail (tarjih).
Ketika terjadi pertentangan antara dua hadis yang sama-sama kuat, ulama menggunakan metode at-taufīq (harmonisasi) untuk mencari titik temu. Pendekatan ini menunjukkan kedalaman ilmu Islam dalam mencapai kebenaran yang komprehensif.
Menjaga Integritas Ajaran
Pada akhirnya, ilmu Menelaah Substansi ini menjadi benteng terakhir yang menjaga kemurnian dan integritas ajaran agama. Ia memastikan bahwa hadis yang dijadikan sumber hukum dan etika adalah otentik, logis, dan bermakna bagi kehidupan umat.
Wawasan kritis terhadap teks kenabian mendorong umat Islam untuk menjadi pembelajar yang cerdas, tidak hanya menerima riwayat secara buta, tetapi juga menganalisisnya dengan ilmu dan hikmah yang diturunkan oleh para ulama.