Moderasi Beragama Thariqun Najah: Menyeimbangkan Jihad Santri dan Religiusitas

Pesantren Thariqun Najah memposisikan diri sebagai laboratorium Moderasi Beragama. Fokus utamanya adalah menyeimbangkan semangat jihad santri—yang dimaknai sebagai perjuangan menuntut ilmu dan pengabdian—dengan religiusitas yang inklusif. Model pendidikan ini bertujuan membentuk pribadi muslim yang taat sekaligus toleran di tengah keberagaman Indonesia.

Konsep jihad di sini diartikan secara komprehensif, jauh dari ekstremisme. Santri diajarkan bahwa jihad terbesar adalah melawan hawa nafsu dan kebodohan. Untuk itu, Thariqun Najah berupaya keras menyeimbangkan antara penguasaan ilmu agama yang mendalam dengan keterampilan praktis untuk kemaslahatan umat dan bangsa.

Pondok ini menggunakan pendekatan tawazun atau keseimbangan dalam kurikulumnya. Mereka tidak hanya mengkaji kitab klasik (turats), tetapi juga isu kontemporer dan sosial. Upaya menyeimbangkan ini memastikan santri mampu berpikir kontekstual dan fleksibel dalam menghadapi tantangan zaman modern yang dinamis.

Religiusitas santri didorong untuk tumbuh moderat dan toleran. Thariqun Najah mengajarkan pentingnya tawasuth (sikap tengah) dan tasamuh (toleransi). Mereka berupaya menyeimbangkan kekuatan spiritual dengan kesadaran akan hak dan keragaman beragama di Indonesia yang merupakan anugerah.

Moderasi Beragama menjadi fondasi dalam setiap aktivitas, termasuk dalam dakwah dan publikasi digital. Santri dilatih berbicara santun dan menghormati perbedaan pendapat. Tujuannya adalah mengedepankan dialog konstruktif daripada konfrontasi, memperkuat persatuan bangsa.

Thariqun Najah secara aktif menyeimbangkan tradisi pesantren dengan inovasi modern, seperti penerapan administrasi digital dan radio sekolah. Ini menunjukkan bahwa kemajuan teknologi tidak bertentangan dengan nilai-nilai religius, melainkan dapat dimanfaatkan untuk dakwah yang lebih luas.

Program pengabdian masyarakat adalah wujud nyata dari jihad sosial. Santri terlibat dalam program lingkungan dan edukasi. Aktivitas ini membantu mereka membumikan ajaran agama dan menumbuhkan tanggung jawab sosial, menegaskan peran aktif pesantren bagi negeri.

Dengan menyeimbangkan ilmu fikih dan etika profesi, Thariqun Najah melahirkan lulusan yang shalih secara akhirat dan mushlih secara dunia. Mereka adalah generasi Qurani yang berakhlak mulia, siap menjadi teladan dalam menjaga keharmonisan sosial beragama.

Model Moderasi Beragama di Thariqun Najah ini adalah Thariqun Najah (Jalan Kesuksesan) yang sesungguhnya. Ia mengajarkan santri untuk berjuang dengan ilmu dan akhlak, menyatukan iman yang kokoh dengan sikap terbuka terhadap dunia.