Istilah distilasi dan destilasi seringkali digunakan secara bergantian dalam bahasa Indonesia untuk merujuk pada proses penyulingan. Proses fundamental ini, yang memungkinkan pemisahan zat berdasarkan perbedaan titik didih, telah menjadi tonggak penting dalam sejarah kimia. Namun, sedikit yang mengetahui bahwa dasar-dasar teknik canggih ini banyak dikembangkan oleh para ilmuwan Muslim di era keemasan Islam.
Sebelum peradaban Islam, konsep pemisahan zat melalui pemanasan memang sudah ada, tetapi belum seefisien dan sekompleks teknik modern. Kontribusi signifikan dalam pengembangan alat dan metode distilasi dan destilasi dimulai pada abad ke-8 Masehi. Para alkemis Muslim tidak hanya mengembangkan teori, tetapi juga melakukan eksperimen praktis yang revolusioner.
Jabir ibn Hayyan (dikenal sebagai Geber di Barat), sering disebut sebagai “Bapak Kimia”, adalah salah satu tokoh sentral. Ia tidak hanya menguraikan berbagai proses kimia seperti sublimasi, kristalisasi, dan evaporasi, tetapi juga menyempurnakan alat distilasi dan destilasi yang dikenal sebagai alembic (al-anbiq). Penemuannya ini memungkinkan pemisahan cairan yang lebih efektif dan akurat.
Selain Jabir, Muhammad ibn Zakariya al-Razi (Rhazes) juga memberikan kontribusi besar. Ia dikenal atas penemuannya dalam produksi alkohol melalui destilasi dan distilasi anggur, yang kemudian digunakan secara luas dalam medis sebagai pelarut dan desinfektan. Karyanya membuktikan aplikasi praktis dari teknik ini dalam bidang farmasi dan kedokteran.
Ibnu Sina (Avicenna), seorang polimat Muslim yang terkenal, juga mengembangkan metode distilasi dan destilasi uap untuk menghasilkan minyak atsiri (essential oils) dari tumbuhan, khususnya mawar. Inovasinya pada pipa pendingin berbentuk melingkar membuat proses penyulingan minyak esensial jauh lebih efisien, membuka jalan bagi industri parfum dan aromaterapi modern.
Kontribusi para kimiawan Muslim ini tidak hanya terbatas pada pengembangan teknik, tetapi juga pada sistematisasi pengetahuan kimia. Mereka menulis banyak risalah dan buku yang mendokumentasikan eksperimen dan penemuan mereka, yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan menjadi dasar bagi perkembangan kimia di Eropa, termasuk teknik distilasi dan destilasi.
Warisan ini menunjukkan bagaimana peradaban Islam berperan penting dalam meletakkan fondasi ilmu kimia modern.